Pertemuan Ke-4 - Khalifah 'Umar bin Khaththab r.a.

Ringkasan Materi

Nasab Beliau

  • Nama beliau adalah ‘Umat bin Khaththab bin Nufail Al-Qurasyi, beliau adalah Abu Hafsh dan gelar beliau adalah Al-Faruq.
  • Beliau dilahirkan sesudah Nabi s.a.w. dengan selisih tigabelas tahun. Semenjak kecil terdidik atas soal-soal ketangkasan, kesosialan, keberanian dan berkata benar.

‘Umar di Masa Islam

  • Ketika Nabi s.a.w. diutus menjadi Rasul, beliau adalah termasuk salah seorang yang sangat memusuhi Islam, sampai kaum Muslimin hijrah ke Habasyah. Setelah beliau mengetahui bahwa kaum Muslimin sangat memegang teguh agamanya sekalipun mereka mengalami penderitaan dan meninggalkan negerinya, maka lalu Allah membuka hati beliau kepada Islam, lalu masuk Islamlah sehingga beliau menjadi tiang kekuatan orang-orang Islam, sampai para sahabat berkata, “Kita selalu dalam kemenangan semenjak ‘Umar masuk Islam”.
  • Masuk Islamnya ‘Umar itu karena barakahnya do’a Rasulullah: “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab”. (HR. Tirmidzi)
  • Nabi berkata kepada ‘Umar, “Demi Tuhan yang jiwaku dalam genggamannya. Tidak akan menemui engkau syaithan-syaithan itu pada suatu jalan, melainkan akan berjalan selain jalanmu itu”.
  • Kemudian banyaklah petunjuk-petunjuk ‘Umar kepada Rasulullah tentang sesuatu, sesuai dengan apa yang diterangkan dalan Qur’an, seperti masalah tawanan Badar dan masalah hijab.

Keteladanan Beliau

  • Beliau adalah orang yang dihiasi dengan hati yang teguh lagi tenang. Keras hati beliau dalam mengajak orang-orang Islam untuk menuruti kepada jalan yang menuju ke arah kebaikan.
  • Beliau adalah suka menjaga harta-harta kaum muslimin, belas kasihan kepada rakyatnya, sangat meneliti kepada hak-hak mereka dan memeriksa urusan mereka.
  • Beliau adalah orang yang jauh dari membesarkan diri, sombong dan congkak. Bagi beliau tiadalah memerlukan penjaga pintu dan tiada pula memerlukan pengawal.
  • Beliau memilih wali-wali negeri dan pegawai-pegawai daripada orang-orang yang ahli agama, dan yang cakap serta yang berlaku suci dengan tidak memandang kekeluargaan dan kefamilian, kepangkatan dan kekayaan.
  • Beliau sangat meneliti kepada keadaan pegawai-pegawainya, tegas menghadapi mereka, tidak memudahkan perkara yang kecil ataupun besar dan tidak pula mengizinkan kepada pegawai-pegawainya untuk bertindak menurut pendapatnya sendiri.

Penaklukan Negeri Syam

  • Sesudah menaklukkan Yarmuk, kemudian Abu ‘Ubaidah berjalan terus dengan tentaranya ke Damaskus. Sebelum beliau, Khalid bin Walid telah mendahului ke sana dan mengepung Damaskus selama tujuh hari tujuh malam.
  • Pada suatu malam Khalid mendengar ramai-ramai di Damaskus. Maka diketahui oelhnya bahwa tentara Damaskus sedang mengadakan pesta dengan minum khamr dan mabuk. Karena itu lengahlah pertahanan perangnya.
  • Khalid bin Walid segera naik dinding kota itu dengan diikuti sebagian pemberani, kemudian membuka pintu sambil membaca takbir, dan orang-orang Islam terus masuk dengan beramai-ramai membaca takbir pula.
  • Maka sadarlah tentara Rum dari mabunya yang kemudian mereka meminta damai.
  • Karena permintaan mereka itu maka Abu ‘Ubaidah lalu berdamai dengan mereka dan mengamankannya. Sebab Abu ‘Ubaidah berdamai karena tentara Rum mengutus seorang utusan kepada beliau untuk minta aman. Maka beliau mengamankannya. Kemudian beliau masuk Damaskus dan di tengah negeri berjumpa dengan Khalid. Oleh beliau diberitahukannya perdamaian itu. dengan demikian maka berakhirlah peperangan itu.
  • Setelah itu beliau menyampaikan kabar gembira kepada ‘Umar r.a. tentang penaklukan itu.
  • Setelah itu berjalanlah Abu ‘Ubaidah dengan tentaranya berserta Khalid bin Walid menaklukkan Syam hingga sampa ke Anthakiyah.

Penaklukan Baitul Makdis

  • Sebelum Abu ‘Ubaidah berangkat ke Damaskus, ‘Amr bin Ash dijadikan ganti untuk menaklukkan Ardun dan Palestina.
  • Ia mengepung Ardun dan terus menyerang tentara Rum sampai Baitul Makdis. Dia lalu mengejar dan mengepung mereka dari belakang, hingga mereka meminta berdamai dan tunduk atas kekuasaan Khalifah Umar r.a.
  • ‘Amr bin Ash mengirim surat kepada ‘Umar yang isinya meberitahukan tentang perdamaian itu. karena itu beliau segera berangkat dari Madinah menuju Ardun, sesudah beliau menunjuk Ali bin Abi thalib sebagai wakilnya.
  • Setelah ‘Umar sampai di Baitul Makdis, maka rakyatnya mengajak berdamai. Oleh beliau ditulis perjanjian di mana mereka harus membayar pajak kepada orang-orang Islam. Dengan demikian apa yang ada pada mereka akan ditetapkan dan dilindungi, termasuk gereja-gereja dan pendeta-pendeta mereka. Peristiwa ini terjadi pada tahun 15 Hijriyah.
  • Kemudian beliau menuju Syam untuk menyusun pemerintahan dan mengatur tentaranya.
  • Baitul Makdis dahulu namanya ‘Ieliya’. ‘Umar ke sana dijemput oleh Yazid bin Abi Sufyan, Abu ‘Ubaidah dan Khalid bin Walid yang naik kuda dengan berpakaian beludru dan sutera. Ketika beliau mengetahui mereka, beliau turun dari kuda dan mengambil batu lalu dilemparkan kepada mereka sambil berkata, “Alangkah cepatnya berubahnya pendpatmu! Adakah engkau harus menjemput saya dengan berpakaian semacam ini, sedangkan kamu telah kenyang semenjak dua tahun yang lalu? Demi Allah, jika kalian mengerjakan demikian itu di atas dua tahun, nisacaya saya akan mengganti dengan selain kalian”.

Penaklukan Mesir, Iskandariyah dan Shahra’

  • Ketika Umar berada di Syam, ‘Amr bin Ash meminta ijin untuk menaklukkan Mesir. Beliau mengijinkannya dengan menyertakan tentara yang jumlahnya sampai 12.000 orang.
  • Setelah ‘Amr bin Ash sampai di Mesir, ia mengajak rakyat Mesir untuk masuk Islam atau membayar pajak kepadanya. Mereka menolaknya. Karena itu dikepunglah mereka hingga akhirnya minta berdamai dengan membayar pajak. Permintaan itu diterima. Beliau lalu menatapkan Muqaukis raja Mesir sebaga kepala mereka.
  • Setelah itu berjalanlah ‘Amr bin Ash ke Iskandariyah dan mengajak kepada rakyatnya untuk masuk Islam, tetapi ajakannya ditolak. Oleh karena itu lalu mereka diperangi hingga ditaklukkan negerinya dengan paksa.
  • Kemudian ‘Amr bin Ash membawa tentaranya ke Shahra’ (Libia) hingga sampai ke Barqah lalu ditaklukkannya. Dan ditaklukkan pula Tripoli bagian barat. Beliau bermaksud menuju Tunisia dan Aljazair untuk menyiarkan agama Islam di Afrika seluruhnya. Tetapi dilarang oleh ‘Umar, beliau menyuruh berhenti pada batasnya.

Referensi dan Presentasi

  1. Terjemah Kitab Khulashoh Nurul Yakin Jilid 3
  2. Al Bidayah Wan Nihayah - Masa Khulafa’ur Rasyidin (Ibnu Katsir)

Presentasi dapat dunduh di sini:

  1. Perjalanan Hidup ‘Umar bin Khaththab
  2. Penaklukan Negeri Syam
  3. Penaklukan Baitul Makdis
  4. Penaklukan Mesir, iskandariyah dan Shahra’

Latihan

  1. Siapakah ‘Umar bin khaththab itu?
  2. Dan kapan belia dilahirkan?
  3. Bagaimanakah keadaan beliau semenjak Nabi Muhammad di utus sebagai Rasul?
  4. Beliau ini terkenal dengan panggilan apa?
  5. Siapakah gelar beliau itu?
  6. Apakah yang terjadi di Syam sesudah penaklukan Yarmuk?
  7. Apakah yang didengar Khalid ketika mengepung kota Damaskus lalu apakah yang di perbuatnya?
  8. Apakah yang di perbuat oleh tentara Rum setelah tentara islam masuk Damaskus?
  9. Ceritakanlah dengan ringkas mengenai penaklukan Damaskus itu!
  10. Apakah yang dilakukan oleh Abu ‘Ubaidah sebelum berangkat menaklukan Damaskus?
  11. Apakah yang dilakukan oleh Amr bin ‘Ash di Ardun?
  12. Mengapa’Umar bin Khaththab ke Baitul Makdis dan apa yang dilakukannya di sana?
  13. Apa yang di lakukan ‘Amr bin ‘Ash sesudah menaklukan Palestina?
  14. Ceritarakanlah dengan ringkas tentang cara penaklukan Mesir dan Iskandariah serta Shahra’atau Libia?
  15. Mengapa penaklukan itu tidak sampai ke Afrika seluruhnya?