Pertemuan Ke-7 - Khalifah 'Utsman bin Affan r.a.

Ringkasan Materi

Siapakah ‘Utman bin Affan itu?

  • Nama beliau ‘Utsman bin Affan bin ‘Ash. Dengan Nabi s.a.w. nasabnya berkumpul pada neneknya yang ke tiga, Abdi Manaf.
  • Beliau dilahirkan sesudah Nabi s.a.w. selisih lima tahun.
  • Beliau hidup selalu dalam akhlak yang mulia dan sejarah yang baik lagi suci dari perbuatan jahat.
  • Beliau selalu mengikuti peperangan bersama-sama Rasulullah s.a.w. kecuali hanya perang Tabuk saja yang beliau tidak ikut serta. Karena pada waktu itu isterinya Ruqayyah binti Rasulullah sedang sakit.
  • Dalam perang Tabuk beliau mendermakan hartanya lebih banyak dari sahabat yang lain.
  • Beliau menikah dengan dua puteri Rasulullah s.a.w. yaitu: Ruqayyah dan ‘Ummi Kultsum. karena itu beliau diberi gelar Dzun Nurain yakni, “Orang yang mempunyai dua cahaya”.

Penaklukan-penaklukan di masa ‘Utsman bin Affan

  • Sebagian negeri-negeri yang dahulu ditaklukkan oleh Khalifah ‘Umar melanggar perjanjian. Oleh karena itu Khalifah ‘Utsman memerangi mereka sampai taat.
  • Wilayah Syam oleh ‘Utsman diserahkan seluruhnya kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan untuk mengadakan perang lautan dan daratan hingga Taflis (Cyprus).
  • Kemudian ‘Abdullah bin Abi Sarh menaklukkan Afrika seluruhnya. Maka pada waktu itu ‘Utsman r.a. melepas ‘Amr bin ‘Ash dari jabatan wali Mesir dan digantikan oleh ‘Abdullah bin Abu Sarh.
  • Pada tahun 31 Hijriyah tentaranya dapat menyempurnakan penaklukan Persia, dan mereka lalu mendirikan pemerintahan Islam yang tetap di sana.
  • Pada waktu itu raja Rum menyiapkan armadanya yang besar sekali, yang jumlahnya ada 600 kapal. Oleh karena itu ‘Abdullah bin Abi Sarh berangkat untuk menghadapinya dengan armadanya pula. Kemudian diikuti pula oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dengan armada-armadanya yang berangkat dari Syam.
  • Pada masa Khalifah ‘Umar bin Khaththab, Mu’awiyah pernah meminta ijin kepada Khalifah untuk menyerang Cyprus, namun Khalifah tidak mengabulkannya.
  • Setelah terjadi pertempuran maka kapal-kapal tentara Rum menjadi pecah-belah hingga tentara Islam dapat menguasai dan merampas kapal-kapal mereka itu. Dengan demikian maka wilayah kekuasaan ‘Utsman r.a. menjadi suatu negara yang menguasai lautan, karena tentara Islam dapat merampas kapal-kapal tentara Rum.
  • ‘Ubadah bin Ash-Shamit dan isterinya Ummu Haram binti Milhan al-Anshariyah ada dalam rombongan pasukan itu. Ummu Haram terjatuh dari tunggangannya dan mati syahid di sana. Rasulullah pernah mengabarkan kepadanya tentang tentara ini. Rasulullah juga mendo’akan semoga dia termasuk salah seorang dari mereka. Dia dikubur di Cyprus.

Terbunuhnya ‘Utsman bin Affan

  • ‘Utsman bin Affan memiliki sifat sabar, ikhlas, dan selalu berkemauan baik.
  • Karena itu sebagian orang menuduh bahwa pagawai-pegawanya banyak yang melakukan kecurangan dan dzolim. Oleh karena itu mereka meminta agar beliau mengganti pegawai-pegawai tersebut, tetapi tidak dikabulkan oleh beliau.
  • Maka mereka yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan dirinya Islam, menghasut rakyat Mesir dan Kufah dan menghembuskan fitnah.
  • Setelah itu orang-orang dari Mesir, Kufah dan Bashrah berangkat menuju Madinah. Mereka meminta kepada Khalifah agar memecat pegawai-pegawainya atau melepaskan jabatannya sebagai Khalifah, tetapi beliau menolaknya.
  • Oleh karena itu, mereka mengepung kediaman beliau. Sebagian dari mereka ada yang memanjat dinding lalu masuk ke dalam rumahnya dan beliau dibunuh. Ketika itu beliau sedang berpuasa dan tengah membaca Al-Qur’an. Pembunuh ‘Utsman r.a. adalah Humran bin Sudan Asysyaqie. Dia inilah yang membuka pintu kejahatan dan perpecahan umat Islam.
  • Meraka lalu merampok rumah beliau itu. Peristiwa ini terjadi pada bulan Dzul-Hijjah tahun ke-35 Hijriyah.
  • Saat itu usia ‘Utman bin Affan r.a. genap 82 tahun dan masa kekhalifahan beliau 12 tahun. Dengan terbunuhnya beliau itulah, maka merupakan sebab berpecah-belah dan bercerai-berainya kaum muslimin.

Referensi

  1. Terjemah Kitab Khulashoh Nurul Yakin Jilid 3
  2. Al Bidayah Wan Nihayah - Masa Khulafa’ur Rasyidin (Ibnu Katsir)
  3. Tarikh Khulafa’, Imam As-Suyuthi.

Latihan